Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu generatif dan vegetatif. Generatif umumnya menggunakan biji untuk dapat menghasilkan tunas baru, sedangkan vegetatif menggunakan cara buatan dengan bantuan manusia. Beberapa jenis tanaman memang membutuhkan teknik perbanyakan vegetatif agar dapat cepat menghasilkan anakan atau bibit baru sehingga produktivitas tanaman berlangsung dengan baik.
Salah satu metode vegetatif yang umum dijumpai adalah metode stek batang. Contoh tanaman yang sering dilakukan perbanyakan dengan stek batang antara lain rosemary, mawar, lavender, singkong, tebu, kangkung, dan anggur. Apa saja manfaat stek batang yang kalian ketahui? Simak selengkapnya di sini!
Salah satu manfaat perbanyakan tanaman dengan stek adalah tidak terkendala musim atau waktu. Oleh karenanya, stek dapat dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu musim tertentu untuk menghasilkan anakan baru.
Selain itu, manfaat stek juga dapat menghasilkan anakan yang memiliki umur yang sama dengan induknya sehingga cepat berbuah. Hal inilah yang menjadikan pecinta tanaman senang melakukan stek agar dapat mendukung produktivitas dan memenuhi suplai dari kebutuhan tanaman mereka dalam waktu singkat.
Manfaat stek yang lain adalah sifat anakan mirip dengan sifat induknya. Berbeda dengan cara generatif atau biji yang cenderung tidak 100% mirip dengan induknya karena berbagai faktor eksternal atau internal, justru cara stek dapat menjadi solusi untuk tetap mendapatkan gen yang diinginkan dari induk tanamannya.
Terakhir, manfaat stek yang umum diketahui adalah dapat melakukan perbanyakan secara kontinyu sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih cepat dan dapat menguntungkan pemiliknya. Cara ini cenderung lebih pratis jika dibandingkan melakukan perbanyakan dengan biji.
Namun, di samping memiliki beberapa kelebihan dan manfaat, stek ternyata juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tesebut antara lain; lebih rumit dibandingkan dengan biji, harus memiliki pohon induk, lebih mahal dibandingkan biji, dan perakarannya yang lebih lemah dibandingkan biji.
Apapun metode yang dilakukan untuk perbanyakan tanaman, hal itu kembali kepada pemilik tanaman. Hal inilah yang kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan agar dapat dipikirkan secara matang untuk menentukan teknik perbanyakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.